I.
]Judul
Praktikum : OSILOSKOP
II.
Tujuan Praktikum :
a. Dapat
menentukan fungsi dari tombol – tombol pengatur pada osiloskop.
b. Mampu
mengkalibrasi osiloskop.
c. Untuk
menentukan tegangan searah (tegangan DC).
d. Untuk
menentukan frekuensi AC.
III.
Landasan Teori
Osiloskop adalah instrumen
laboratorium yang bermanfaat untuk pengukuran dan analisa bentuk – bentuk
gelombang serta gejala lainnya dalam suatu rangkaian elektronik. Pada dasarnya
osiloskop merupakan alat pembuat grafik atau gambar X-Y yang sangat cepat dalam
memperlihatkan sebuah sinyal masuk terhadap sinyal lain atau terhadap waktu.
Kecepatan tanggap osiloskop sangat tinggi dan daerah kerja frekuensinya sangat
besar, mulai dari frekuensi yang sangat tinggi dengan periodik bergerak dari
kiri kekanan pada layar osiloskop hingga ke frekuensi yang sangat rendah pada
layar osiloskop (Steven. M, 2004 : 156 – 157).
Apabila suatu isyarat memiliki volt
yang tinggi maka garisan yang ditunjukan akan naik ke bagian atas pada screen
osiloskop. Sebaliknya pada keadaan volt yang rendah menyebabkan garisan turun
kebawah. Barisan yang ditunjukan pada screen osiloskop menyatakan perjalanan
masa. Osiloskop memiliki dua bagian utama yaitu displaydan panel control.
Display merupkan tampilan layar televisi (hanya warna tidak ada) yang berfungsi
sebagai tempat sinyal uji disampaikan atau ditampilkan. Panel control berisi
tombol – tombol yang dapat digunakan untuk menyesuaikan tampilan dilayar pada
osiloskop (Halliday, 1984 : 164 – 165).
Besaran – besaran yang dapat diukur
dengan osiloskop antara lain :
1. Amplitudo
(A) ialah jarak perpindahan titik maksimum dari titik kesetimbangan dalam arah
getaranya.
2. Periodda
(T) waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang penuh.
3. Frekuensi
(F) ialah banyaknya getaran atau gelombang yang terbentuk dalam satu satuan
waktu.
4. Sudut
fase (α) ialah simpangan partikel terhadap posisi kesetimbangan dala radian
(Sutrisno, 1979 : 77).
Osiloskop merupakan alat yang
digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah – ubah terhadap
waktu, yang ditampilakan pada layar. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang
yang disebut sibnar katode atau cathode ray tube (CRT). Bagian – bagian pokok
CRT terdiri atas :
1. Pemnas/filamen
2. Katoda
3. Kisi
pengatur
4. Anoda
pemusat
5. Anoda
pemercepat
6. Pelat
untuk simpangan horizontal
7. Anoda
untuk simpangan vertikal
8. Lapisan
logam
9. Berkas
sinar elektron
10. Layar
florosensi
Untuk menghitung beda fase dari dua
sinyal gelombang dapat dilakukan dengan mensuperposisikan dua sinyal gelombang
tersebut pada osiloskop dapat dilakukan dengan membuat gelombang lissajons, dan
beberapa faktor yang mempengaruhi lumenasi yaitu :
1. Arus
berkas elektron
2. Kecepatran
sweep
3. Karakteristik
phospar
Penguat vertikal ini terdiri dari
beberapa penguat atau kepekaan total yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
faktor defleksi V/DIV. Apabila attenator berada pada posisi kepekaan tinggi,
maka penguatan total berhubungan dengan pembacaan V/DIV terkecil pada
penggunaan osiloskop tersebut (Zemansky, 1992 : 198 – 199).
Dengan perekam jenis langsung
dimana bagian yang bergeraknya mempunyai “natural” frekuensi vibrasi yang
rendah, sulit untuk merekam gejala yang cepat secara teliti. Oleh karena itu,
dalam tingkat yang diizinkan untuk merekam gejala yang relatif cepat dari
gelombang tegangan atau arus diperlukan pengangkatan “natural” frekuensi
vibrasi dari bagian yang bergerak untuk bisa menangkap perubahan bentuk
gelombang. Untuk maksud ini osilograp dilengkapi dengan sebuah vibrator pada
bagian yang bergerak dan bisa merekam pergerakan itu.
1. Osilograp
elektromagnetis
Dipakai sebagai alat
perekam gejala elektromagnetis, sudah dapat dipakai untuk kegunaan – kegunaan
lain termasuk diluar bidang listrik, sebagai akibat dari kemajuan tranducer
seperti thermokopel, thermistor, dan elemen photo elektrik.
2. Osilograp
penulis pena (pen writing oscilograph)
Pada bagian yang
bergerak dari alat ukur kumparan putar, dilengkapi dengan vibrator, dan pena
ukuran 60 – 130 mm diikatkan di situ. Oleh karena itu diperlukan sebuah
amplifier , jarena bagian yang bergerak termasuk pena mempunyai energi yang
masing – masing besar. Pen writing Oscilograph lebih rendah dari osilograp
elektromagnetik dalam kedua hal yakni karakteristik frekuensi dan sensitivitas
(Soedjana, 1975 :226 – 228).
IV.
Alat dan Bahan
1. Osiloskop
(HAMEG – HM 203 -7) beserta probe.
2. Audio
generator
3. Baterai
4. Transformator
step down
5. Power
suplay
6. Beberapa
kabel penghubung.
V.
Prosedur Kerja
1. Tentukanlah
serta pelajari fungi dari tombol – tombol pengatur pada osiloskop.
2. Lakukanlah
pengkalibrasian alat dengan memeriksa jaringan listrik ditempat akan
dilakukannya kegiatan, kemudian sesuaikan tegangan jaringan dengan tegangan
osiloskop. Kemudian periksalah sekring apakah baik atau sudah putus.
3. Lakukan
kalibrasi alat dengan langkah sebagai berikut ;
a. Hubungkan
osiloskop dengan sumber tegangan, lalu hidupkan osiloskop dengan menekan tombol
power.
b. Putar
tombol (2) intens kekanan dan kekiri.
c. Putar
tombol fokus kekanan dan kekiri untuk ketajaman garis.
d. Pasang
probe pc – 17 pada jacl input.
e. Bila
jarak antara dua titik disatu sumbu sudah 1cm berarti osiloskop telah
dikalibrasi.
4. Ukurlah
tegangan arus searah (DVC/ tegangan DC) dengan mengembalikan kedudukan tombol –
tombol pengatur osiloskop pada keadaan semula seperti pada kedudukan dalam
tabel sewaktu mengerjakan pemeriksaan tombol – tombol osiloskop.
5. Lalu
tentukan tegangan arus bolak – balik (ACV/ tegangan AC) dengan juga
mengembalikan kedudukan tombol – tombol pengatur osiloskop dalam keadaan
semula.
6. Terakhir
tentukanlah frekuensi tegangan AC pada tegangan sekunder power suplay 6 volt
dan 12 volt serta frekuensi input power suplay dengan kalibrasi osiloskop
kecuali alihkan tombol TIME/DIV ke 5m s/cm.
VI.
Hasil dan Pembahasan
6.1.
Hasil
6.1.1. Kolom
data pengukuran tegangan DC.
Jumlah Baterai
|
Panjang Gambar dilayar menurut
sumbu Y
|
Angka Volt/DIV
|
Tegangan Baterai
|
1
|
0,015 m
|
1x10-2
volt/m
|
1,5 V
|
2
|
0,03 m
|
1x10-2
volt/m
|
3 V
|
3
|
0,045 m
|
1x10-2
volt/m
|
4,5 V
|
6.1.2. Kolom
data pengukuran tegangan AC.
Output Power Suplay
|
Perpindahan Gambar dilayar
menurut sumbu Y (cm)
|
Angka Volt/DIV
|
axb = Vpp
|
Vp = Vpp/2
|
Veff = Vp/v2
|
5 V
|
0,044 m
|
2X102 volt/m
|
8,8 V
|
4,4 V
|
3,11 V
|
8V
|
0,046 m
|
5X102 volt/m
|
23 V
|
11,5 V
|
8,21 V
|
10 V
|
0,046 m
|
X102 volt/m
|
23 V
|
11,5 V
|
8,21 V
|
12V
|
0,045 m
|
5X102 volt/m
|
22,5 V
|
11,25 V
|
8,03 V
|
6.1.3. Kolom
data pengukuran frekuensi AC
Output Power Suplay
|
λ (cm)
|
Angka Time/DIV
I/V dt/cm
|
V
Cm/dt
|
T
axb
(dt)
|
F
1/T
(Hz)
|
F
v/λ
(Hz)
|
12 V
|
0,062 m
|
0,2 s/m
|
5 m/s
|
0,0124 s
|
80,64 Hz
|
80,64 Hz
|
8 V
|
0,02 m
|
0,5 s/m
|
2 m/s
|
001 s
|
100 Hz
|
100 Hz
|
6.2.Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kami membahas tentang Osiloskop. Osiloskop merupakan alat
ukur yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan
dipelajari. Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda.Dalam
osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katoda. Secara
prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop yaitu tipe analog dan tipe digital yang
memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing.
Pada
percobaan pertama kami menggunakan arus DC dengan sumber tegangan adalah
baterai. Dalam percobaan ini kami melakukan sebanyak 3 kali percobaan dengan
jumlah baterai yang berbeda-beda yaitu 1 baterai, 2 baterai, dan 3 baterai.
saat kami menggunakan satu baterai dengan tegangan baterai 1,5 V kami peroleh
panjang gelombang pada layar 0,015 m dengan 1 λ nya. dengan angka 1x10-2 volt/m. Pada saat
kami menggunakan 2 baterai dengan tegangan baterai 3v kami peroleh panjang
gelombang di layar 0,03m pada 1 λbnya dengan angka 1x10-2 volt/m. dan pada
percobaan terakhir pada pengukuran tegangan DC dengan menggunakan 3 baterai
kami peroleh panjang gelombang 0.045 m dengan angka 1x10-2 volt/m
serta teganagn baterai yang digunakan adalah 4,5 V. Prinsip kerja pada
osiloskop dengan menggunakan tegangan DC mengalami perubahan skala gelombang
sesuai degan sumber dan Volt/div yang diinginkan. Pada percobaan ini kami
peroleh jumlah gelombang yang berbeda-beda serta panjang gelombang yang
berbeda-beda pula.
Pada
percobaan kedua dengan mengukur tegangan AC dengan menggunakn power supply
sebagai sumber tegangan dengan nilai tegangan yang berbeda-beda yaitu 5V,8V,10V
dan 12V. sehingga kami memperoleh hasil pada percobaan 5VPerpindahan gambar
sejauh 0,044m. dengan angka 2X10-2 volt/m serta Vpp=8,8 V Vp=4,4V
dan Veff=3,11V. pada percobaan 8VPerpindahan gambar sejauh 0,046m. dengan angka
5X10-2 volt/m serta Vpp=23 V Vp=11,5V dan Veff=8,13V. pada percobaan
10VPerpindahan gambar sejauh 0,046m. dengan angka 5X10-2 volt/m
serta Vpp=23 V Vp=411,5V dan Veff=8,13V. Serta pada percobaan terakhir dengan
menggunakan tegangan 12 V Perpindahan gambar sejauh 0,045m. dengan angka 5X10-2
volt/m serta Vpp=822,5 X10-5 V Vp=11,25V dan Veff=7,95V.
Menggunakan sumber tegangan AC diperoleh hasil bahwa sumber tegangan AC dan
volt/div yang digunakan berpengaruh terhadap skala dan bentuk gelombang yang
dihasilkan. karena apabila sumber dan volt/div yang digunakan semakin tinggi
maka skala yang dihasilkan pada gelombanh AC dilayar osiloskop akan semakin
besar. Dan apabila kita menggunakan teganagn positif pada gelombang, maka titik
gelombang akan anik dan sebaliknya jika menggunakan tegangan negative maka
titik gelombang akan turun.
Pada
percobaaan osiloskop terakhir kami menghitung pengukuran frekuensi AC. dengn
power supply sebagai sumber teganagn. Pada pengukuran frekuensi AC ini kami melakuakn
percobaan sebanyak 2 kali dengan menggunakan teganagn 12V kami memperoleh λ sejauh 0,02m dengan angka 0,5 s/m dan kecepatan 2m/s
dan perioda 0,01 s serta frekuensi oleh besarnya time/div yang digunakan maka
semakin besar skala gelombang ysng dihasilkan, sehingga hal tersebut dapat
menyebabkan periode dan frekuensi gelombang pada osiloskop juga meningkat.
VII.
Kesimpulan
1. Untuk
menggunakan osiloskop kita terlebih dahulu harus mengetahui fungsi dari masing
– masing tombol pada osiloskop yang berjumlah sekitar 36 tombol.
2. Sebelum
melakukan kegiatan pengukuran osiloskop, maka osiloskop harus dikalibrasi
terlebih dahulu yakni dengan meemriksa jaringan listrik tempat akan dilakukan
percobaaan, sesuaikan tegangan jaringan dengan osiloskop, mengatur switch tegangan
input osiloskop dan memeriksa sekring apakah baik atau sudah putus.
3. Tegangan
searah (tegangan DC) dapat diukur melalui osiloskop dengan menggunakan sumber
baterai baik tunggal maupun seri.
4. FreKuensi
AC dapat diukur dengan osiloskop dengan bantuan output power suplay. Rumusnya
adalah f = 1/T atau f = v/λ.
VIII. Daftar
Pustaka
Halliday,
R. 1984. Fisika Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Sapiie,
Soedjana. 1975. Pengukuran dan Alat – Alat Ukur Listrik. Jakarta: PT. Pradja
Paramita.
Sears,
Zemansky. 1992. Fisika untuk Universitas 2 Listrik Magnet. Bandung: Bina Cipta.
Steven,
M. 2004. Rangkaian Listrik Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Sutrisno.
1979. Fisika Dasar Listrik, Magnet, dan Termofisika. Bandung: ITB.
wagalasehh...bermanfaat sekali
BalasHapusAlat pemisah lcd