Sabtu, 02 Desember 2017

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

TUGAS MANDIRI

NAMA : INDAH CHAIRUNNISA
NIM : A1C316065
Kepemimpinan Pendidikan

            Kepemimpinan  secara umum didefinisiksn sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp M.Stogdill)
Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. (Robert Dubin)
Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompokyang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasaian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok (Fred E.Fiedler)
Kepemimpinan Pendidikan : kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

2.2      Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
1.      Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan
2.      Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan tujuan
3.      Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling efektif dan efisien
4.      Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok
5.      Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi



2.3      Tipe Kepemimpinan Pendidikan :
1.      Tipe Otoriter / Tipe authoritarian
Dalam kepemimpunan yang otoriter, pemmpin bertindak sebagai dictator terhadap anggota kelompok

2.      Tipe Laissez-faire
Pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, melainkan membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Keberhasilan lembaga ditenukan atas kesadaran dan dedikasi anggota kelompok. Struktur organisasinya kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan
3.      Tipe Demokratis
Kepemimpinannya bukan sebagai dictator, tapi di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin berusaha menstimulus anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan anggotanya.
4.      Tipe Pseudo-demokratis / demokratis semu / manipulasi demokratik
Pemimpin hanya tampaknya saja demokratis, namun sebenarnya dia bersikap otokratis.

2.4      Syarat-syarat Pemimpin Pendidikan
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan antara lain:
·         Rendah hati dan sederhana
·         Bersifat suka menolong
·         Sabar dan memiliki kestabilan emosi
·         Percaya kepada diri sendiri
·         Jujur, adil, dan dapat dipercaya
·         Keahlian dalam jabatan

2.5      Ketempilan yang Harus Dimiliki Pemimpin

1.      Keterampilan dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk itu harus memiliki kemampuan bagaimana caranya : menyusun rencana bersama, mengajak annotanya berpartisipasi, member bantuan kepada anggota kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-sama membuat keputusan. Pemimpin tidak hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.

2.   Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insane merupakan hubungan antar manusia. Ada dua jenis hubungan yaitu :
1.      Hubungan karna tugas resmi
2.      Hubungan kekeluargaan
3.   Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud utama adalah meningkatkan partisipasi anggota kelompompok sehingga dapat mengefektifkan potensi. Pemimpin sebagai penengah , pendamai, dan bukan menjadi hakim.
4.   Keterampilan dalam proses administrasi personil
Kegiatan ini mencangkup segala usaha yang menggunakan keahlian yang dimiliki petugas secara efektif. Kegiatannya meliputi seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan, dan pengembangan, serta kesejahteraan.
5.   Keterampilan dalam menilai
Merupaka usaha untuk mengetahui sejauh mana tujuan sudah tercapai. Teknik dan prosedur evaluasi : menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma / ukuran yang akan dinilai, mengumpulkan data-data, pengolahan data, menyimpulkan hasil penilaian.

Sumber :
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.2009. Manajemen Pendidikan. Bandung :Alfabeta

PENGELOLAAN KELAS

TUGAS MANDIRI
NAMA : INDAH CHAIRUNNISA
NIM : A1C316065



PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru. Pengelolaan kelas berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dalam pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang peranan yaitu guru dan siswa. Didalam pengelolaan kelas ada beberapa pertanyaan yang sering muncul diantaranya: (1) Apakah pengertian pengelolaan kelas; (2) Bagaimanakah peran guru sebagai pengelola kelas; (3) Bagaimana keterampilan mengelola kelas. Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Classroom Management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Menurut para ahli menejemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain. Banyak sekali pengertian pengelolaan kelas yang ada diantaranya:
Pengelolaan kelas merupakan istilah berkenaan dengan bagaimana seorang guru menyusun suatu kelas untuk pembelajaran, bagaimana guru berinteraksi dengan siswa dan mendorong siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain, bagaimana guru menangani perilaku salah siswa, bagaimana guru membuat dan menjalankan aturan, dan bagaimana guru mengatur waktu (Secada, 2000).
Pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas (http:akhmadsudrajat. 2008. com).
Menurut Surjana, A (dalam majalah Penabur. 2004) pengelolaan kelas didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pePrinsip Pengelolaan Kelas
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas, seperti yang dikutip dari Mulyasa, E. (2007 : 91) adalah (1) kehangatan dan keantusiasan (2) tantangan (3) bervariasi (5) penekanan pada hal-hal yang positif, dan (6) penanaman disiplin diri.
1. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan yang strategis yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa, orang yang menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang akan digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas. Prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru, seperti yang dikutip dari (Sanjaya, W. 2008 : 24) sebagai berikut :
1. Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri
2. Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing
3. Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinforcement.
 4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti
5. Apabila siswa diberi tanggung jawab, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar

Lebih lanjut Sanjaya, W menjelaskan (2008 : 24-25) dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu :
a. Merencanakan tujuan belajar merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang guru.
b. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.
c. Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.
d. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.

2. Pentingnya Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran (Mulyasa, E. 2007 : 91). Menurut Sudrajat, A. (2008) terdapat dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :
1. Masalah individual yang meliputi : Pola perilaku mencari perhatian, pola perilaku menunjukkan kekuatan, pola perilaku menunjukkan balas dendam, peragaan ketidakmampuan.
2. Masalah kelompok diantaranya : Kelas kurang kohesif, penyimpangan dari norma-norma, reaksi negatif terhadap anggota kelompok dan kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugasnya. Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen, seperti yang dikutip dari Mulyasa, E. (2007 : 91 -92) sebagai berikut :
1. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Beberapa jenis perilaku yang dapat mengganggu iklim belajar mengajar seperti yang dikutip dari Sanjaya, W (2008 : 44 – 47 ) diuraikan sebagai berikut :
a. Tidak adanya perhatian b. Perilaku mengganggu
c. Memusatkan perhatian
d. Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas

Sehingga dalam perkembangannya, manajemen kelas merekomendasikan pengelolaan kelas dengan pendekatan inovasi, semua sumber daya kelas selalu berada dalam kondisi yang dapat menimbulkan perhatian, motivasi, dan suasana yang menyenangkan peserta didik untuk merespon materi pelajaran yang dapat dijelaskan dengan 5W + 1H berikut: WHO (Siapa) Manajemen kelas merupakan kesatuan kegiatan yang melibatkan guru dan siswa. Seorang pendidik atau guru perlu menguasai banyak faktor yang mempengaruhi motivasi, prestasi dan perilaku siswa mereka. Guru bertanggung jawab atas seluruh siswa dan melaksanakan manajemen kelas sebagai proses pemapanan dan pemeliharaan (establishing and maintaining) lingkungan belajar yang efektif harus dikuasai.

Siswa sebagai subjek pembelajaran pun tak lepas dari tugas mengelola kelas dan dirinya sendiri. Kegiatan mengelola kelas yang dapat dilakukan siswa misalnya membantu guru mengatur layout belajar di kelas dan berbagai pajangan kelas sesuai dengan keinginannya sehingga suasana pembelajaran akan terasa nyaman dan menyenangkan dengan kondisi kelas yang telah diaturnya sendiri. WHEN (Kapan) Manajemen kelas meliputi ruang, waktu, bahan ajar bersama metode pembelajarannya serta perangkat evaluasinya.
Sehingga manajemen kelas berangkat dari penyusunan perangkat persiapan hingga terwujudnya rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen ini sudah dapat menggambarkan keadaan kelas dan memprediksi bagaimana guru menjalankan fungsinya di depan kelas. WHERE (Dimana) Pokok pelaksanaan manajemen kelas tentunya adalah di dalam kelas, namun bukan berarti keadaan di luar kelas tidak ikut berperan dalam pelaksanaan manajemen. Manajemen meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di dalam kelas, setidaknya kita mempunyai rencana yang telah disusun sedemikian rupa sebelum kegiatan berlangsung, yang akan lebih efektif dilakukan di luar kelas sehingga tidak mengganggu kegiatan di dalam kelas. WHY (Mengapa) Setiap kegiatan manusia tidaklah lepas dari proses perencanaan dan pelaksanaan sebagai usaha untuk mendapatkan hasil yang optimal. Tak ubahnya dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas, membutuhkan suatu proses runtut sehingga akan tercapai tujuan yang diharapkan. Semua itu dikemas dalam suatu manajemen yang diatur oleh subjek kegiatan terhadap objek kegiatan yang dilakukan. HOW (Bagaimana) Seorang guru dapat menggunakan pendekatan-pendekatan dalam mengelola kelas. Hal ini bertujuan untuk mendekati peserta didik, sehingga tujuan dari pendidikan tercapai. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Adanya hubungan yang harmonis antara guru dengan anak didik, dan tingginya kerjasama di antara anak didik tergambar dalam bentuk interaksi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan pengelolaan kelas diantaranya: Kurikulum, bangunan dan Sarana, guru, murid dan dinamika
a. Kurikulum Setiap tingkat dan jenis sekolah memerlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa.
b. Bangunan dan Sarana Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasi nya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedangkan ruang/gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan.
c. Guru Guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing. Guru bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kratif dalam mengarahkan perkembangan akan didik nya.
d. Murid Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya berupa sekolah. Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis.
e. Dinamika Kelas Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali/guru kelas untuk kepentingan murid dalam kependidikannya.
Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang meliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Dinamika kelas dipengaruhi oleh cara wali/guru kelas menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan pendekatan pengelolaan kelas.mbelajaran (Sanjaya 2008 : 44).

SUMBER :

Sanjaya.2008. Pengelolaan Dalam pendidikan.Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Sudrajat.2008. Pengelolaan Kelas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN SEKOLAH

TUGAS TERSTRUKTUR
NAMA : INDAH CHAIRUNNISA
NIM : A1C316065

PENGELOLAAN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT












PENDEKATAN KONTEKSTUAL

TUGAS MANDIRI
NAMA : INDAH CHAIRUNNISA
NIM : A1C316065


                PENDEKATAN KONTEKSTUAL

a.       Pengertian
Strategi pembelajarn kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari(konteks pribadi,soaial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang seacra fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan/konteks lainnya.
            Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan  antar materi yang diajarakan dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dlam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu,hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami.

b.      Asas- asas pendekatan kontekstual
·         Kontruktivisme, yaitu proses membangun dan menyususn  pengetahuan yang baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
·         Inquiri yaitu proses pembelajaran didasarkan pada pencanaan dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
·         Bertanya, dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.
·         Masyarakat belajar, konsep masyarakat belajar adalah hasil pembelajaran yang diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.
·         Pemodelan , proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat dituri oleh setiap siswa.
·         Refleksi yaitu proses mengingatkan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau persitiwa pembelajaran yang telah dialluinya.
·         Penilaian nyata yaitu proes pengumpulan data yang memberikan gamabaran perkembangan hasil belajar siswa. Gambaran proes dan kemajuan siswa perlu diketahui sepanjang proses pembelajaran.

c.       Pendekatan konstektual dalam pembelajaran Fisika
Dalam memahmi segala sesuatu tentang gejala alam,fisika selalu mendasarkan kegiatan pengamatan dan fakta-fakta. Inilah bentuk konsep-konsep fisika yang mendasar terbangunnya ilmu fiska. Salah satu tindakan pembelajaran yang perlu dilakuakn oleh guru yaitu dengan memperbaiki metode pembelajaran yang digunakan. Metode yang tepat pada pembelajaran ini yaitu metode inquiri.


Sumber:
Trianto,2016.Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Retnasari,riska.2016. Pengaruh Pendekatan Kontesktual Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis dan Motivasi Belajar Siswa. Sumedang : Jurnal Pena Ilmiah vol 1 no 1

PPT Analisis hubungan Antara gaya dengan Getaran Pada pegas

https://drive.google.com/open?id=1iNUCCIi8rqGBRBAq1sWuaX0toQiKPBU0